Resume Psikolinguistik
C.
Proses
Komprehensi dan Persepsi Ujaran
1.
Proses
Komprehensi
Komprehensi
merupakan proses ketika orang menerima input untuk kemudian disimpan dalam
memori. Proses komprehensi adalah penerimaan kosakata dalam suatu bahasa yang
baru saja diketahui dan dipahami. Proses komprehensi merupakan kemampuan
menerima dan menyerap kata-kata pada saat pertama kali didengar.
2.
Persepsi
Ujaran
Manusia
dapat mempersepsi ujaran dengan meramu bunyi-bunyi yang didengar sedemikian
rupa sehingga bunyi-bunyi itu membentuk kata yang tidak hanya bermakna tetapi
juga cocok dalam kontek kata-kata itu dipakai.
a.
Masalah
dalam Mempersepsi Ujaran
Masalah
yang dihadapi dalam mempersepsi ujaran seperti proses menangkap dan mencerna
bunyi-bunyi yang diujarkan dengan kecepatan, proses menangkap dan mencerna
bunyi-bunyi yang diujarkan secara tidak utuh, dan perbedaan suara antara
penutur (suara wanita,pria, atau anak-anak).
b.
Mekanisme
Ujaran
Ujaran
dihasilkan oleh alat ucap mulai dariparu-paru hingga bibir. Sumber bunyi adalah
paru-paru, udara dari paru-paru dihembuskan melewati glotal dan lewat melalui
saluran di tenggorokan yang dinamakan faring
dan dilanjutkan ke mulut atau hidung.
Pada
mulut terdapat dua bagian yaitu bagian atas danbagian bawah. Bagian yang aktif
dalam berbicara adalah bagian atas yang disebut alat ucap aktif sedangkan
bagian atas disebut alat ucap pasif. Bagian-bagian alat ucap aktif yaitu bibir,
gigi, alveolar, palatal, uvula, lidah, pita suara, faring, rongga hidung, dan
rongga mulut.
1)
Proses
Pembuatan Bunyi
Perbedaan antara
kedua macam terletak pada cara pembuatannya.
a)
Pembuatan
Bunyi Konsonan
Bunyi konsonan
dibuat karena adanya hambatan oleh artikulator (alat ucap) antara alat ucap
bagian atas dan alat ucap bagian bawah. Bunyi itu terjadi karena adanya faktor
yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi yang berbeda. Faktor tersebut sebagai
berikut.
i)
Titik
artikulasi yaitu tempat artikulator itu berada, berdekatan, atau berlekatan.
ii)
Cara
artikulasi yaitu cara udara dari paru-paru itu dilepaskan.
iii)
Pita
suara yaitu cara membuka pita suara dengan cara terbuka penuh, agak tertutup,
atau tertutup.
b)
Pembuatan
Bunyi Vokal
Bunyi
vokal tidak mendapatkan hambatan saat pengucapan, kriteria membentuk bunyi
vokal adalah.
i)
Tinggi-rendahnya
lidah
ii)
Posisi
lidah
iii)
Ketegangan
lidah
iv)
Bentuk
bibir
c)
Fonotaktik
Fonotaktik
adalah sistem pengaturan fonem pada suatu bahasa. Struktur sukukata dapat dikatakan sebagai
pengaturan fonem pada suatu bahasa.
d)
Struktur
Suku Kata
Struktur
sukukata pada bahasa Indonesia menurut Alwi sebagai berikut.
Struktur
Sukukata
|
Contoh
|
V
KV
VK
KVK
KKV
KVKK
KKVK
KKKV
KKKVK
KKVKK
KVKKK
|
a-mal
ba-ik
ba-ik
ak-bar
pu-tra
teks-til
plin-plan
stra-tegi
struk-tur
kom-pleks
korps
|
e)
Fitur
Distingtif
Fitur-fitur distingtif adalah hal
yang dapat membedakan antara bunyi yang diucapkan dengan alat ucap yang sama.
Fitur distingtif yang ada pada konsonan adalah: vokalik dan konsonantal,
anterior, koronal, kontinuan (continuant), straiden (strident), nasal, vois.
Untuk bunyi vokal fitur-fitur distringtifnya adalah tinggi, vokalik, belakang,
bundar, dan tegang.
f)
Voice Onset Time
VOT
(Voice Onset Time) adalah waktu
antara lepasnya udara untuk pengucapan suatu konsonan dengan getaran pita suara
untuk bunyi vokal yang mengikutinya. Penutur asli suatu bahasa akan tepat
mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa mereka karenaVOT mereka akurat, sebaliknya
seorang asing tidak setepat penutur asli.
2)
Transmisi
Bunyi
Transmisi bunyi adalah cara
penghantaran bunyi dari alat ucap ke alat pendengaran manusia yang dibantu oleh
gelombang udara yang bergerak dari depan mulut penutur ke arah pendengaran kemudian melalui syaraf-syaraf sensori bunyi
dihantarkan ke otak dan terjadilah penerjemahan yang diterjemahkan karena adanya
pengetahuan tentang suatu bahasa. Tanpa adanya gelombang udara maka bunyi
bahasa yang diucapkan tidak akan tersampaikan dan tanpa pengetahuan tentang
bahasa maka pendengar tidak akan mengerti maksud yang ingin disampaikan oleh
penutur.
c.
Persepsi
Terhadap Ujaran
Persepsi bunyi dilakukan manusia
dengan memahami keseluruhan dari bahasa tersebut, walaupun bunyi tidak
diucapkan sama persis karena dipengaruhi lingkungan dan lain hal namun penutur
yang memahami bahasa tersebut dengan sempurna maka mereka akan mampu
menerjemahkan atau memahaminya. Namun demikian manusia tetap saja mempersepsi
bunyi-bunyi bahasanya dengan baik dengan dilakukan melalui tahap-tahap
tertentu. Pada dasarnya ada tiga tahap dalam pemrosesan persepsi bunyi (Clark
& Clark, 1977): Tahap auditori, Tahap fonetik, dan Tahap fonologis.
d.
Model-model
untuk Persepsi
Untuk memahami cara manusia
mempersepsi bunyi sehingga akhirnya dapat terbentuk komperhensi ada beberapa
model.
1)
Model
Teori Motor untuk Persepsi Ujaran
Model
ini mengemukakan bahwa manusia mempersepsi bunyi dengan memakai acuan seperti
pada saat dia memproduksi bunyi.
2)
Model
Analisis dengan Sintesis
Model
ini menyatakan bahwa pendengar mempunyai sistem produksi yang dapat mensintesiskan
bunyi sesuai dengan mekanisme yang ada padanya.
3)
Fuzzy Logical
Model
Model ini
menyatakan pemilihan bentuk yang ideal pada suatu kata yang dianggap cocok dan
sesuai.
4)
Model
Cohort
Model ini
terdiri dari dua tahap yaitu tahap informasi mengenai fonetik dan akustik bunyi
padakata yang didengar yang dapat memicu ingatan kita dan memproses dengan
memilih kata yang paling sesuai.
5)
Model
TRACE
Model ini
menyatakan adanya konteks leksikal yang dapat membantu secara langsung
pemprosesan secara perseptual dan secara akustik.
e.
Persepsi
Ujaran dalam Konteks
Persepsi
terhadap suatu bunyi dapat dipengaruhi oleh kecepatan ujaran dan pengetahuan
sintaksis maupun semantik. Jika perbedaan lafal suatu bunyi pendengar akan
menganggap sama bilaperbedaannya merupakan akibat dari adanya bunyi lain yang
mempengaruhinya.
Daftar Pustaka
Dardjowidjojo, Sunjono. 2003. Psiko-Linguistik Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia. Jakarta : Yayasan Obor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar