ResumePsikolinguistik
B.
Proses
Bahasa secara Umum dan Produksi Ujaran
1.
Proses
Bahasa secara Umum
Secara
umum proses bahasa memiliki beberapa tahap mulai dari tahap berbicara hingga
mendengar. Dari tahap berbicara seorang penutur akan mengeluarkan bunyi-bunyi
bahasa dari alat ucapnya yang akan diterima oleh pendengar sekaligus
diterjemahkan. Proses bahasa ini akan dialami oleh seseorang atau sekelompok
orang yang sedang mengalami pembicaraan.
Sebagai
contoh terjadinya komunikasi antara A dan B. Dalam pikiran A terdapat beberapa
jenis pesan atau ide dan dia menginginkan agar si B memahaminya kemudian si A membentuk
beberapa pesan dalam kepalanya. Pesan ini diubah bentuknya dalam peristiwa
tutur atau percakapan yang diwakili oleh bunyi-bunyi yang dilakukan oleh alat
ucap. Maka si B mendengarkan dan menerjemahkannya kemudian memahami apa yang
dimaksudkan oleh si A.
2.
Produksi
Ujaran
a.
Langkah
Umum dalam Memproduksi Ujaran
Langkah-langkah
umum dalam memproduksi ujaran dapat dibagi menjadi empat:
1)
Tingkat
pesan (message) merupakan pesan yang
akan disampaikan diproses. Pembicara mengumpulkan nosi-nosi dari makna yang
ingin disampaikan.
2)
Tingkat
fungsional merupakan bentuk leksikal dipilih lalu diberi peran dan fungsi
sintaksis. Pada tahap ini ada dua proses yang dilakukan yaitu memilih bentuk
leksikal yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan dan informasi
gramatikal untuk masing-masing bentuk leksikal tersebut selanjutnya memberi
fungsi pada kata-kata yang telah dipilih.
3)
Tingkat
posisisonal merupakan konstituen dibentuk dan afiksasi dilakukan. Diurutkan
bentuk leksikal untuk ujaran yang akan dikeluarkan.
4)
Tingkat
fonologi merupakan struktur fonologi ujaran diwujudkan. Ujaran itu berbentuk
bunyi yang diucapkan.
b.
Rincian
Produksi Ujaran
Dalam proses memproduksi ujaran penutur
mulai dari perencanaan mengenai topik yang akan diujarkan, kemudian turun ke
kalimat yang akan diujarkan, kemudian turun ke kalimat yang akan dipilih.
1)
Perencanaan
Produksi wacana
a)
Wacana
Dialog
Wacana dialog
yang dikemukakan oleh H. Clark dianggapnya sebagai joint activity ada empat unsur yang terlibat:
i)
Unsur
personalia
Minimal harus
ada dua partisipan yakni pembicara dan interlokutor.
ii)
Unsur
latar bersama
Pengetahuan yang
sama menjadi dasar penutur dan pendengar, tanpa adanya pengetahuan yang sama
maka tidak akan terjadi komunikasi yang tepat.
iii)
Unsur
perbuatan bersama
Penutur dan
pendengar memiliki aturan berbahasa yang sama yang membuat satu sama lain
menjalani komunikasi yang sejalan.
iv)
Unsur
kontribusi
Kontribusi
umumnya memiliki dua tahap yaitu tahap presentasi dan tahap pemahaman.
v)
Struktur
percakapan
Percakapn
memiliki sebuah struktur yang dapat menentukan keefektifan sebuah percakapan,
lamanya senggang waktu yang terjadi antara pembicara dan pendengar dapat
mengukur keefektifannya.
b)
Wacana
Monolog
Wacana
monolog umunya mempunyai satu partisipan yakni orang yang berbicara itu
sendiri. Tanpa perlu respon dari pendengarpun dia telah melakukan monolog,
karena monolog merupakan proses komunikasi yang dilakukan oleh satu orang.
Monolog umumnya seperti proses narasi.
2)
Perencanaan
Produksi Kalimat
Menurut
Clark ada tiga kategori yang perlu diproses oleh pembicara yaitu.
a)
Muatan
Proposisional
Pada
tahap ini pembicara menentukan proposisi yang ingin dinyatakan. Hal yang harus
diperhatikan pada tahap ini yaitu pemilihan peristiwa atau keadaan.
b)
Muatan
Ilokusioner
Muatan
Ilokusioner merupakan tahap lanjutan setelah muatan proposisional yaitu makna
yang akan disampaikan itu akan diwujudkan dalam kalimat yang seperti apa.
c)
Struktur
Tematik
Struktur
tematik berkaitan dengan penentuan berbagai unsur dalam kaitannya dengan fungsi
gramatikal atau semantik dalam kalimat.
3)
Perencanaan
Produksi Konstituen
Setelah
perencanaan kalimat, selanjutnya pada konstituen membentuk kalimat. Pada tahap
ini dipilihlah kata yang maknanya tepat tepat seperti yang dikehendaki.
Daftar Pustaka
Dardjowidjojo, Sunjono. 2003. Psiko-Linguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta : Yayasan Obor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar